REPUBLIKA.CO.ID,
SEMARANG -- Islam di Nusantara, dikembangkan tanpa ada
setetes darah pun yang tertumpah. Walisongo membunikan Islam di
Indonesia dengan penuh kearifan, kedamaian dan toleransi.
Hal ini
ditegaskan Menteri Agama (Menag), Lukman Hakim Saifuddin di sela
peresmian Institut Agama Islam Negeri (IAIN) menjadi Universitas Islam
Negeri (UIN) Walisongo, Senin (6/4).
Menurut Lukman, Islam dulu
diajarkan para pendahulu, seperti Walisongo bukan dengan kekerasan.
Apalagi seperti yang dilakukan para penganut paham radikal Islamic State
of Iraq and Syiria (ISIS). Karena Islam yang dilembangkan ini merupakan
Islam yang 'rahmatan lil alamin' yang menjunjung tinggi toleransi dan
Islam yang bisa hidup di tengah- tengah keragaman.
Oleh karena
itu, ia sepakat dengan perluasan penyebaran paham Islam yang moderat
guna membantu menangkal masuknya paham-paham Islam yang radikal. Makanya
Pemerintah lebih menitik-beratkan kerja sama dengan organisasi
kemasyarakatan (ormas) keagamaan, tokoh agama serta berbagai elemen
bangsa dan negara lainnya.
Yakni kerjasama dalam menyebarkan
paham Islam yang moderat, rahmatan lil alamin dan menjunjung tinggi
toleransi. "Islam yang bisa hidup di tengah keragaman suku bangsa dan
budaya bangsa ini," tegasnya.
Sementara itu, Rektor UIN
Walisongo, Prof Muhibbin Noor menegaskan ISIS telah melakukan cara-cara
memahami kekerasan memahami nilai Islam dengan keliru. Dalam Alquran
(QS: An Nahl ayat:125), kata dia, ada seruan untuk berdakwah dengan
hikmat, seperti melalui kata-kata yang baik atau berdiskusi, bukan
dilakukan dengan cara-cara kekerasan.
Alquran, lanjutnya, juga
menyerukan umat untuk menegakkan kebenaran dan mencegah sesuatu yang
munkar kepada mereka yang memiliki kewenangan, seperti para penegak
hukum, polisi, hakim dan lainnya. "Artinya sipil yang tidak memiliki
kewenangan memaksa, tidak bisa menggunakan ayat itu sebagai dasar untuk
melakukan tindakan kekerasan dalam berdakwah," tegas Muhibbin.
sumber : http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/khazanah/15/04/07/nmeuvh-menag-islam-dikembangkan-di-nusantara-tanpa-setetes-darah
No comments:
Post a Comment