Surat kabar the Daily Mail melaporkan, Minggu (5/4), Asosiasi Toko Buku Prancis menyatakan sepanjang triwulan pertama 2015, buku-buku yang paling laris adalah panduan agama Islam.
Mansour, pemilik Penerbit Al Bouraq, mengatakan buku-buku terbitannya yang membahas kajian fiqih maupun sejarah Timur Tengah laris manis. Peningkatan omzet mencapai 30 persen tiap bulan.
Penerbit berspekulasi, tewasnya 17 orang karena dianggap menghina kartun Nabi Muhammad membuat masyarakat Prancis ingin mempelajari lebih lanjut ajaran Islam.
"Mereka ingin memahami lebih lanjut agama yang dianggap menebar teror ini. Ada prasangka Islam adalah persoalan geopolitik yang harus dipahami," tuturnya.

Lebih jauh lagi, begitu kuatnya kampanye media Barat yang menuding Islam mengajarkan kekerasan membuat sebagian lainnya penasaran. Yvon Gilabert yang berjualan buku di Kota Nantes menyatakan banyak pelanggannya mencari buku-buku teologi Islam.
"Salah satunya perempuan katolik taat, yang ingin tahu benarkah Islam mengajarkan kekerasan," kata Gilabert.
Situasi ini, menurut Asosiasi Penerbitan Prancis, tak jauh beda dari Amerika Serikat usai serangan 11 September 2001. Setelah menara Gedung WTC hancur akibat tabrakan pesawat udara, Al Qaidah dituding sebagai pelakunya. Masyarakat AS setelah itu justru berbondong-bondong ingin mempelajari Islam.
sumber : http://www.merdeka.com/dunia/usai-charlie-hebdo-minat-warga-prancis-belajar-islam-meningkat.html
No comments:
Post a Comment