Thursday, July 16, 2015

Parsel-Parsel Spesial dari Alloh

Manusia selalu merasa kekurangan, padahal begitu banyak yang datang dan selalu cukup dari Alloh.

Ramadhan 1436 yang datang pada 2015 ini terasa lain buat saya yang baru seumur jagung membina rumah tangga. Dengan dua putra yang masih balita, tentu menjadikan Ramadhan tahun ini lebih berwarna. Berada di rantau, jauh dari orang tua, tanpa pengasuh dan tak punya pekerjaan,Aduh’ e kayaknya nelangsa banget…..Agak drama yaa……Hehehe pada kenyataan gak sedih juga kok,

Yah, itu cuma beberapa kondisi yang saya hadapi. Masalah finansial buat saya memang urgent sekali, selain kebutuhan saya yang juga seorang perempuan yang mungkin punya kebutuhan dan kekuatiran lebih dibanding kaum Adam pada umumnya. Seperti untuk kebutuhan rumah tangga dan tabungan rumah tangga. Rasanya itu dua pos besar yang seyogyanya terpenuhi. Jadi stress kalau ada yang belum terisi. Tapi bukan hidup kan, kalau nggak ada masalah dan dinamikanya.

So mengelola dana yang ……(berapapun harus disyukuri) akhirnya menjadi training manajerial rumah tangga yang makin dipertajam tahun ini. Bagaimana saya harus mengatur dana untuk beberapa kebutuhan rumah tangga yang memang tidak sedikit. Cicilan rumah, iuran BPJS, iuran keamanan komplek, iuran dana sosial kumpulan majelis taklim, arisan, kreditan perabotan, belanja dapur, susu, pampers, vitamin, pulsa listrik dan HP, gas, dan  masih ada yang printil-printilan.  Saat berhasil rasanya senang sekali. Karena ternyata di dalamnya ada banyak pelajaran, yaitu : disiplin, menahan diri, berhemat, dan prioritas. Itu sih, empat hal yang utama. Eh, ada lagi yaitu berangsur-angsur saya merasa makin qonaah (cukup, bersyukur dengan apa yang ada)

O, iya balik lagi ke cerita Ramadahan. Dengan daftar kebutuhan tetap di atas plus suasana Ramadhan juga menambah daftar belanja. Yah, paling kurang setiap hari ada masakan khusus berbuka (takjil) yang berarti ekstra belanja dapur dan gas. Belum ditambah dengan belanja kebutuhan hari raya, membuat kue, persiapan masak, beli baju, sandal , yah biarpun cuma untuk anak-anak.

Jadi, begini kan rasanya, kuatir, nanti uangnya cukup nggak, kalau ada tamu yang datang, kami bisa nggak menjamu dengan layak. Tapi kekuatiran ini membuat saya lebih usaha untuk buat kue yang standar, ekonomis tapi lumayan enak. Terus kalau rencana masak yang, yah standar juga, yang penting kalau ada yang bertandang ada deh yang bisa dicicipin…..

Dan dalam kesibukan mengatur keuangan secara ketat serta membayangkan kekurangan yang ada saya mendapati kejutan Ramadhan. Yah, apalagi kalau bukan parsel-parsel dari Alloh. Ada paket susu dan camilan untuk Sulung dari institusi kesehatan, ada paket sembako kiriman satu masjid di Dendengan dan paket sembako lagi dari sebuah yayasan organisasi Islam. Dan semuanya terjadi dalam waktu dua hari berturut-turut. Gak ada airmata keharuan sih….karena ada sedikit malu terselip, ah ternyata masih ada gengsi itu. Padahal inilah pelajaran mental itu. Saat saya harus merasakan keadaan di bawah, berjibaku dengan yang namanya dana. Alloh menggariskan saya harus menerima kebaikan dari pihak lain. Dan inilah cara Alloh mencukupi kebutuhan yang saya rasa kurang. Alhamdulillah, segala puji memang hanya milik Alloh.

Tapi, sebenarnya bukan itu kan yang penting di Ramadhan, jangan sampai hal-hal begitu merusak sambutan dan suka cita kita dengan Ramadhan. Anggap saja setiap tahun kita akan merasakan Ramadhan dan Idul Fitri dengan kondisi yang berbeda-beda. Itu akan lebih memperkaya mental kita kan. Hebat dong buat mereka yang menjalani Ramadhan dengan kondisi kekurangan tapi tidak menyurutkan semangat ibadah, silaturahmi, melayani umat (muamalah) dan aktivitas rutinnya (ibu rumah tangga, pelajar, mahasiswa, pekerja, karyawan, bos, aktivis, pedagang, pengusaha, pemulung, pengepul, dll). Akhirnya, selamat menikmati detik-detik akhir Ramadahan dan mari sambut Idul Fitri dengan jiwa yang lebih segar.

Manado, medio Juli 2015
sumber FB Partinah Nanik

No comments:

Post a Comment