Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2015

Akmal Sjafril: Ghazwul Fikri Lebih Berbahaya daripada Perang Fisik

Gambar
Pertemuan kedua Sekolah Pemikiran Islam (SPI) Moh. Natsir, Bandung, kembali diselenggarakan di Ruang Seminar Besar Pusdai Jabar pada Kamis, 17 Desember 2015. Ghazwul fikri atau perang pemikiran menjadi bahasan pada kuliah kali yang terselenggara atas kerja sama dengan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Provinsi Jawa Barat ini. Akmal Sjafril selaku inisiator SPI menjadi narasumber dalam rangkaian kuliah yang berlangsung setiap pekannya hingga bulan April 2016 ini. Akmal menyampaikan pengertian, sejarah, aspek, dan fenomena seputar perang pemikiran yang berlangsung saat ini di seluruh dunia, terutama Indonesia. “ Ghazwul fikri merupakan jenis perang yang lebih berbahaya daripada perang dengan dengan menggunakan senjata. Perang fisik membuat muslim yang kalah menjadi syuhada, tetapi perang pemikiran membuat orang yang kalah menjadi budak atau boneka,” ujar Akmal Sjafril. Beberapa peristiwa terorisme yang diidentikkan dengan Islam, seperti kasus Paris dan ISIS, menjad...

Sokok Basa, Cara Warga Kampung Muslim Bali Rayakan Maulid Nabi

Gambar
Masyarakat Desa (kampung) Muslim di Desa Pegayaman, Kabupaten Buleleng, Bali melestarikan budaya leluhur ketika menjelang perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW. "Salah satu tradisi khas, hanya di Pegayaman yakni 'Sokok Basa', sebuah bebantenan yang terdiri dari telur ditusuk-tusuk dan diletakkan di atas pajegan. Sebuah rangkaian bambu yang dihiasi bunga-bunga dan buah-buahan di bawahnya," kata Ketua Panitia Maulid Nabi Muhammad SAW Pegayaman, Muhammad Suharto, Kamis (24/12). Ia menjelaskan, saat takmir masjid, kalangan warga mencabut sebutir telur dan menyerahkannya kepada pria pengantar Sokok Basa dimana penyerahan "Sokok Basa" merupakan bagian dari tradisi Maulid Basa, rangkaian perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW. "Sebutir telur yang diberikan kembali itu adalah upah bagi pengantarnya dan ada kebanggaan sendiri menyimpan telur itu di rumah warga masing-masing," katanya. Ia memaparkan, "Sokok Basa" dibuat oleh masyara...

Indonesia Tujuan Favorit Tenaga Kerja Asing

Gambar
Ketua Umum Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (Aptisi) Edy Suandi Hamid mengatakan, berdasarkan hasil survei dari HSBC Bank 2013 menunjukan Indonesia menempati urutan enam sebagai negara favorit bagi ekspatriat untuk mencari kerja. Urutan pertama adalah Swiss, kedua China, dan ketiga Qatar. "Makanya tak mengherankan jika tenaga kerja asing (TKA) yang ada di Indonesia jumlahnya cukup banyak. Mereka  menduduki jabatan mulai dari level profesional, advisor/konsultan, manager, direksi, supervisor, teknisi hingga komisaris,"  katanya dalam acara Wisuda Institut Ilmu Sosial dan Manajemen STIAMI, Rabu, (23/12). Kondisi ini menggambarkan bahwa peta persaingan kerja telah dimulai. TKA sudah mulai ikut berkompetisi dengan tenaga kerja dalam negeri sejak 2013. TKA akan semakin bertambah dengan berlakunya MEA. Ini bisa menjadi ancaman jika tidak ada langkah antisipatif melalui peningkatan daya saing tenaga kerja kita sendiri. Oleh karena itu, Edy mengatakan, dipe...