Wednesday, March 30, 2016

Ada Yang Tak Tampak

Bismillah,

Tadi malam dalam pengajian bersama remaja masjid Ashabul Kahfi (Syabaab Al Kahfi), kami membahas tentang asbabun nuzul surat Al Jin ayat 1-2. Ayat yang menuntun kami agar senantiasa memiliki sikap optimis dalam menjalani kehidupan, utamanya bagi orang-orang yang berkecimpung dalam dunia dakwah.

Setelah sepuluh tahun lamanya Rasulullah SAW berdakwah di mekkah, mengharapkan kaum kerabat dan bangsanya agar mau beriman kepada Allah, berusaha dengan segala cara terbaik menunjukkan masyarakat mekkah kepada jalan hidayah namun sedikit sekali yang mau mengikuti Rasulullah SAW. Di usia ke lima puluh tahun inilah beliau mencoba untuk mengajak dan mendakwahi kaum tsaqif di kota thaif sekitar 50 km sebelah timur kota mekkah bersama sahabat zaid bin haritsah.

Selama sepuluh hari Rasulullah SAW mengunjungi pemimpin-pemimpin, tokoh dan juga pembesar bani tsaqif, mendakwahi dan mengajak mereka untuk beriman kepada Allah dan mau menerima risalah islam. Satu persatu beliau kunjungi namun tidak mendapatkan respon yang baik. Justru sebaliknya Rasulullah mendapatkan perlakuan yang menghinakan. Para pembesar bani tsaqif memerintahkan para budak dan orang dungu untuk melempari rasulullah SAW dengan batu dan mencerca dengan perkataan yang menyakitkan. Sahabat zaid bin haritsah terus berusaha untuk melindungi Rasulullah SAW dari lemparan batu penduduk thaif sehingga tubuh dan kepala beliau berlumuran darah karena banyaknya batu yang menghujani mereka berdua. Harapan Rasulullah agar masyarakat Thaif mau menerima dakwah bertepuk sebelah tangan, sama halnya dengan masyarakat kota Mekkah yang menolak bahkan memerangi usaha dakwah yang di lakukan Rasulullah SAW.

Namun menarik perjalanan kisah setelah itu. Sesampainya di kebun milik Uqbah bin Rabiah orang-orang berhenti melempar dan mengejar Rasulullah SAW dan sahabat zaid bin haritsah. Ketika itu pelayan Uqbah bin Rabiah yang bernama Addas memberikan anggur kepada Rasulullah SAW. Ketika Rasulullah mengucapkan bismillah hendak memakannya, addas bertanya tentang kalimat tersebut. Setelah Rasulullah menerangkan dirinya seorang nabi, maka addas menjatuhkan dirinya dihadapan Rasulullah SAW kemudian mencium kepala, tangan dan kaki Rasulullah SAW. Penghiburan bagi Rasulullah SAW dan juga pengikut beliau, bahwa hasil upaya dakwah yang dilakukan pada akhirnya Allah-lah yang menentukan. Masyarakat dan tokoh yang di harapkan keislamannya namun justru yang menerima dan memuliakannya hanyalah seorang budak yang tidak pernah terlintas dalam perencanaan kepergian beliau SAW ke Thaif.

Ketika dalam perjalanan kembali ke Mekkah, Rasulullah SAW bermalam di Nikhlah dan melaksanakan sholat pada tengah malam. Ketika itulah beberapa makhluk dari golongan jin melewati beliau dan mendengar bacaan Rasulullah SAW. Usai beliau sholat, para jin tersebut pulang dan menjadi juru pengingat (dakwah) bagi kamnya seraya memerintahkan agar mereka beriman dan menyambut apa yang baru saja mereka dengar.

Penerimaan dakwah oleh golongan jin ini Allah abadikan di dalam Al Qur'an :
"Dan (ingatlah) ketika Kami hadapkan serombongan jin kepadamu yang mendengarkan Al Quran, maka tatkala mereka menghadiri pembacaan(nya) lalu mereka berkata: "Diamlah kamu (untuk mendengarkannya)". Ketika pembacaan telah selesai mereka kembali kepada kaumnya (untuk) memberi peringatan. Mereka berkata: "Hai kaum kami, sesungguhnya kami telah mendengarkan kitab (Al Quran) yang telah diturunkan sesudah Musa yang membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya lagi memimpin kepada kebenaran dan kepada jalan yang lurus. Hai kaum kami, terimalah (seruan) orang yang menyeru kepada Allah dan berimanlah kepada-Nya, niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosa kamu dan melepaskan kamu dari azab yang pedih". (QS Al Ahqaf 29-31)

Dan juga didalam surat yang lain,
Katakanlah (hai Muhammad): "Telah diwahyukan kepadamu bahwasanya: telah mendengarkan sekumpulan jin (akan Al Quran), lalu mereka berkata: Sesungguhnya kami telah mendengarkan Al Quran yang menakjubkan, (yang) memberi petunjuk kapada jalan yang benar, lalu kami beriman kepadanya. Dan kami sekali-kali tidak akan mempersekutukan seseorangpun dengan Tuhan kami". (QS. Al Jin 1-2)

Sehingga kesimpulan yang bisa di petik dari perjalanan dakwah Rasulullah SAW ke Thaif adalah :

1. Pasti akan ada orang-orang yang mau menerima pesan-pesan kebaikan yang kita sampaikan, walaupun hanya satu orang, walaupun hanya seorang yang lemah, walaupun bukan orang yang terpelajar karena hak menentukan hidayah kepada siaa adalah milik Allah saja.

2. Bila yang dzohir, yang nampak oleh mata hasilnya tidak sesuai dengan harapan kita, pasti ada hal yang ghoib, yang tidak nampak oleh pandangan kita, yang jauh lebih baik dari harapan dan keinginan kita. Bisa dalam bentuk pahala, benih-benih cinta Allah kepada kita, jalan-jalan hidayah bagi orang yang menyaksikan usaha yang di lakukan di masa-masa yang akan datang.

Wallahu 'alam
Semoga bermanfaat

Diaz Ahmad

Sumber
1. Sirah Nabawiyah, Dr M. Said Ramadhan Al buthy
2. Sirah Nabawiyah, Ibnu Hisyam
3. Atlas Agama Islam, Sami bin Abdullah Al Maghluts

No comments:

Post a Comment