Saturday, March 5, 2016

Ketika yang Paling Serius Tidak Diseriusi

Kalau benar kita serius kepada Allah SWT, maka kita juga harus serius memelajari, mengenal, mendekat, dan mengabdi kepada-Nya. Ilmu tentang Allah harus kita cari dan pelajari, supaya kita semakin mengenal dan semakin larut cinta kepada-Nya.
Saudaraku, benarkah kita yakin bahwa Allah SWT yang menciptakan, menghidupkan, dan memberikan rezeki pada kita? Benarkah kita yakin bahwa Allah yang menciptakan dan menguasai langit dan bumi? Kalau benar kita yakin, maka sebesar atau sedalam apakah keyakinan tersebut? Mari kita evaluasi diri masing-masing.

Bila kita mengatakan keyakinan dan cinta kita kepada Allah harus total dan sedalam-dalamnya, karena Dia-lah Yang Maha Segala-galanya. Itu artinya, Allah yang paling penting dan paling serius dalam hidup ini. Lalu, mengapa kita tidak serius kepada Allah, dan hanya memberikan sisa dalam hidup ini?

Sehari-hari kita bersujud kepada Allah SWT hanya di sisa waktu kesibukan. Kita bersedekah hanya dengan sisa uang jajan. Kita membaca al-Quran hanya sisa membaca SMS, internet, majalah, atau koran. Kita menyebut nama Allah SWT juga sisa dari menyebut-nyebut nama keluarga, kenalan, maupun nama hewan piaraan.

Dan yang lebih menyedihkan lagi, kita serius serta saling berlomba dan berbangga memelajari ilmu komputer, akuntansi, bahasa, matematika, biologi, dan lainnya. Namun ilmu tentang Allah tidak begitu serius dan penting bagi kita. Ilmu tentang Allah hanya sisa, yang seringkali sisa itu pun tidak kita sisakan.

Daripada kepada Allah, kita lebih sibuk pada uang dan orang, lebih mengurus pangkat dan gelar. Dibanding cinta kepada Allah, kita lebih cinta pada makhluk. Dibanding membuka al-Quran, kita lebih asik membuka media sosial. Daripada berzikir, kita lebih menikmati mengingat dan mengenang makhluk yang ditaksir, bahkan kita sering terlambat salat karena sedang ada dia.

Tidak terbayangkan, bagaimana bisa kita berani memberikan sisa-sisa kesibukan duniawi kepada Allah, Tuhan Semesta Alam? Kita bicara jika yang paling serius adalah Allah, tapi kita sendiri sangat tidak serius kepada-Nya.

Kalau benar kita serius kepada Allah SWT, maka kita juga harus serius memelajari, mengenal, mendekat, dan mengabdi kepada-Nya. Ilmu tentang Allah harus kita cari dan pelajari, supaya kita semakin mengenal dan semakin larut cinta kepada-Nya. Karena tidak ada artinya bila hanya di bibir saja.

Kemudian kepada Tuhanmulah kembalimu, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. Sungguh, Dia Maha Mengetahui apa yang tersimpan dalam dada(mu).” (QS. az-Zumar [39]: 7).

Saudaraku, hidup pasti resah dan gelisah ketika yang paling serius tidak diseriusi. Setiap saat menjalani bagian demi bagian episode kehidupan akan bingung, bahkan galau. Ketidakseriusan belajar dan mengenal Allah SWT itulah sumber seluruh masalah kita dalam hidup ini.

Nah, ketika saya menulis ini, Allah pasti memerhatikan. Allah juga menatap saudara saat sedang membaca tulisan ini. Allah pasti tahu apa yang ada di lubuk hati kita. Persoalannya, apakah kita benar-benar ingat dan yakin kalau kita sedang diperhatikan-Nya? Mari saudaraku, kita serius mencari dan memelajari ilmu tentang-Nya. Mari kita serius mengenal Allah SWT, Tuhan Semesta Alam.

Abdullah Gymnastiar

sumber daaruttauhiid.org

No comments:

Post a Comment