Bismillah,
Setelah mengajar anak-anak seperti biasa, saya akan mengabsen kehadiran sekaligus memeriksa ibadah sholat yang mereka lakukan satu hari kemarin. Ada yang telah lima waktu, namun masih banyak yang belum genap. Selesai bertanya saya akan memberikan tugas kepada anak-anak melipat sajadah ataupun merapihkan sajadah yang tidak rapi, merapihkan buku dan al qur'an, menyapu lantai dan lain-lain. Tidak mudah memang membuat sholat menjadi sesuatu yang dibutuhkan oleh anak-anak, jangankan anak-anak terkadang sering kita jumpai orang dewasa hingga orang tua pun belum dapat menyempurnakan sholat lima waktunya. Jangankan lagi orang awam, terkadang pun kita yang telah terbiasa menunaikan sholat lima waktu pernah merasakan betapa berat dan malasnya diri ini bersegera untuk sholat tepat waktu.
Lingkungan keluarga dan juga lingkungan di mana kita beraktifitas memberikan pengaruh yang amat besar bagi kesehatan spiritual kita. Lingkungan keluarga yang segera mengingatkan ketika adzan berkumandang mengurangi kemalasan yang menggelayuti diri kita. Tidak saja mengingatkan satu kali, namun juga disertai motivasi dan juga nasehat membuat kita bersegera memenuhi panggilan adzan. Demikian pun halnya dengan lingkungan kita beraktifitas, teman-teman yang mengingatkan dan mengajak untuk berjamaah membuat kita bersegera menunaikan sholat. Ternyata memang betul apa yang disampaikan Rasulullah SAW, berteman dengan penjual minyak wangi kitapun akan terpancar wewangian, berteman dengan pandai besi kitapun akan terpancar asap dan serpihan-serpihan besi yang di olah.
Saya ingat dulu, ketika kami (empat bersaudara) masih kecil, ayah saya akan membangunkan kami untuk sholat shubuh dengan memijat-memijat punggung kami hingga kami terbangun. Bila di pijat di punggung kami tidak segera terbangun maka ayah kami akan memijat betis kami dan kami akan lekas bangun, karena pijatan di betis itu terasa menyakitkan bagi kami. Selain di pijat kami pun dapat bonus dendang (tembangan) jawa yang sekarang telah jarang dan hilang dari pendengaran kami. Dendang jawa yang berisi nasehat dan petuah melakukan kebajikan-kebajikan dalam kehidupan. Hingga kami beranjak dewasapun terkadang masih juga sering di pijat untuk bangun sholat shubuh, ternyata masa pendidikan melakukan ketaatan kepada Allah tidak hanya diberikan ketika kami masih kecil saja, hingga kami dewasa pun tetap di jaganya.
Dan kunci terpenting dalam membiasakan ketaatan kepada Allah adalah keluarga. Kesabaran dan kelemah-lembutan orang tua dalam menunggui proses tumbuh dan berkembangnya buah hati sesuai keinginan suci para orang tua menghadirkan hamba-hamba Allah yang sholeh, cerdas dan mandiri dalam lingkungan tercintanya. Semoga Allah memudahkan kita semua, amiin.
Diaz Ahmad
No comments:
Post a Comment