Sunday, November 6, 2016
Saya Terinspirasi
Sobat semua, saya cukup terharu selama beberapa kali sholat wajib di masjid istiqlal kemarin, dan menemukan saudara kita yang datang dengan niat kuat untuk ikuti aksi damai dari beragam penjuru negeri.
Ada saudara kita dari pulau Ende, Lombok, Madura, Gorontalo, Makasar, Banjarmasin, Tarakan, Medan, Jambi, Palembang, Lampung, dan lainnya yang saya tidak bisa sebutkan satu per satu. Bahkan tak terhitung pula dari beragam kota di Pulau Jawa sendiri. Mereka ada di sekeliling saya saat sholat wajib, dan baru saya ketahui asal domisilinya saat kami berkomunikasi setelah usai sholat.
Kami berbaur seolah sahabat lama, saling berbagi persediaan makanan, saling memberi kebutuhan tertentu, saling berbagi informasi, salahsatunya tentang jalan2x di Jakarta. Sehingga cukup banyak yang menerangkan peta jalan dengan menggunakan aplikasi tertentu kepada saudaranya yang tidak tahu.
Saat ada (beberapa) akhwat lewat, terjebak dalam padatnya orang yang lalu lalang, otomatis beberapa orang memberi jalan, yang lain membuat barikade jalan untuk memudahkan para akhwat lewat tanpa gangguan. Inilah bentuk kemuliaaan pada wanita yang berkali-kali saya lihat di masjid istiqlal ini. Inilah Masjid yang memerdekaan. Tiada khawatir dan ragu para akhwat untuk bisa lewat di tengah padatnya jamaah yang juga sama-sama berdiri sedang berjalan ke tujuan tertentu.
Sampah, meski masih ada yang abai dengan sampah, tapi cukup banyak yang berkali2x berseliweran mencari dan mengumpulkan sampah. Berkali2x pula saya dengar mereka menanyakan kepada kumpulan jamaah tertentu, adakah sampah yang perlu diserahkan kepada mereka?
Ya, mereka begitu bersemangat mengumpulkan sampah, seolah sampah adalah syetan yang harus dikalahkan dan dibasmi segera. Mereka tidak rela masjid istiqlal dikotori sampah. Boleh jadi mereka tidak di garis depan di istana sana, tapi saya yakin, mereka telah membantu memastikan masjid kita tetap dalam keadaan bersih setelah aksi damai ini.
Saya menyadari begitu indahnya suasana kebatinan yang terjadi, dan begitu luhurnya komunikasi dalam komunitas ini... Semua begitu terasa membangun, dan positif.
Saya rindu suasana seperti ini terjadi dimanapun di negeri ini, terus terjadi dalam keseharian kita.
Saya tidak temui banyak jamaah domisili jakarta. Nampaknya istiqlal mereka relakan untuk ditempati saudara-saudara mereka dari luar Jakarta. Mereka ikhlas untuk sholat di masjid lain di sekitar istiqlal. Terimakasih saudaraku pemilik Jakarta raya.
Semoga ada hari dimana kita akan bertemu lagi dalam suasana kebatinan yang sama, bahkan lebih baik lagi.
Semoga Allah SWT meridhoi kita sebagai bangsa dan kaum sebaik-baiknya ummat....
Aamiin...
Wahyu Dharmawan
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment