Wednesday, February 3, 2016

Mutiara Nasehat Maulana Ilyas Barabankwi


Alhamdulillah pada hari Selasa 27 Oktober 2015, malam Rabu (Bertepatan dengan 14 Muharram 1437 H), Allah memudahkan kami bertemu langsung dengan Maulana Ilyas Barabankwi hafidhahullah, seorang Ahli Hadits dari India.

Beliau menemui kami di kamar khusus beliau yang amat sangat sederhana, terletak di salah satu sudut Masjid Banglawali di New Delhi yang dipenuhi dengan banyak kitab di dalamnya, terutama kitab ilmu hadits.
Beliau menerima kami dengan penuh ketawadhu’an dan kesederhanaan padahal beliau adalah termasuk ulama ahli hadits yang terpandang.

Diantara ciri khas ulama ahli hadits di India yang sempat kami kunjungi adalah kesederhanaan, keramahan, ketawadhu’an dan ilmu yang sangat mendalam serta bahasa Arab yang bagus lagi baik, juga semangat dalam berdakwah dan mengajarkan ilmu yang bermanfaat yang berlandaskan Al-Qur’an dan As-Sunnah dengan berpedoman kepada pengamalan para sahabat Nabi Radhiyallahu ‘Anhum.
Sungguh tidaklah salah jika dikatakan bahwa para ulama ahli hadits di India adalah pasukan yang berada di garda terdepan dalam menghadapi siapa saja yang berusaha merongrong ahlus sunnah wal jama’ah.

Para ulama ahli hadits di India sangat menghormati dan mengagungkan para sahabat Nabi Radhiyallahu ‘Anhum sehingga tidak ada tempat lagi bagi siapa saja yang menghina, melecehkan, mencaci dan bahkan mengkafirkan para sahabat Nabi Radhiyallahu ‘Anhum.

Beliau banyak memberikan nasehat kepada kami agar terus belajar sunnah Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam dan berusaha mengikuti kehidupan para sahabat Beliau Radhiyallahu ‘Anhum.
Di antara nasehat beliau kepada kami adalah;

Manusia terbagi menjadi tiga golongan, yaitu; Ath-Tholib, Al-Qoni’ dan An-Naqid.
Pertama, Ath-Tholib, adalah orang terus menerus mencari ilmu karena ingin hidup seperti Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam dan para sahabat Beliau Radhiyallahu ‘Anhum. Ini adalah golongan paling beruntung.

Kedua, Al-Qoni’, adalah orang yang merasa puas dengan ilmu yang dimilikinya sehingga tidak mau belajar lagi.
Orang seperti ini pasti terjatuh, ibarat semut yang berjalan di tembok, ia akan terjatuh kalau berhenti dan tidak berjalan lagi.

Ketiga, An-Naqid, adalah orang yang selalu mencari keburukan dan mengkritisi orang lain, kesibukan dan pekerjaannya mencari keburukan dan mengkritisi orang lain. Ini adalah golongan paling merugi.
Beliau menasehati, hendaklah kita menjadi golongan yang pertama. Beliau juga mendoakan kami agar menjadi termasuk golongan yang pertama.

Kemudian beliau berikan kepada kami ijazah sanad kitab hadits meliputi;
1. Kutubus Sittah, yaitu enam kitab hadits; Shahih Bukhari, Shahih Muslim, Sunan At-Tirmidzi, Sunan Abu Dawud, Sunan An-Nasa’i dan Sunan Ibnu Majah.
2. Kitab Al-Muwaththa’ karya Imam Malik.
3. Kitab Ma’ani Al-Atsar karya Imam Ath-Thohawi.

Semoga ijazah sanad ini menjadi hujjah argumentasi yang membela kami di hadapan Allah dan bermanfaat memberikan kontribusi bagi Islam wal muslimin, aamiin.

Maulana Ilyas Barabankwi memiliki banyak karya tulis dalam ilmu hadits. Di antaranya Syarah Kitab Riyadhush Sholihin karya Imam Nawawi, Ta’liq Kitab Hayatush Shohabah, Ta’liq Kitab Al-Adabul Mufrad karya Imam Al-Bukhari dan kitab-kitab lainnya.

Semoga Allah ampuni semua dosa dan kesalahan kami dan Allah anugerahkan kepada kami ilmu yang barokah dan bermanfaat di dunia dan di akhirat, aamiin.
*/Ditulis dalam perjalanan dari New Delhi menuju Sekolah Tinggi Darul Uloom Deoband dan Mazahir Uloom Saharanpur India

Akhukum Fillah

Abdullah bin Sholeh Al-Hadrami
@AbdullahHadrami

No comments:

Post a Comment