Tentu Sahabat Ummi masih ingat kisah ‘petualangan’ Nabi Khidir as
dengan Nabi Musa as. Ya, di antara penggalan kisahnya adalah apa yang
Allah sebutkan dalam Al Qur’an surat Al-Kahfi. Manakala mereka berdua
memasuki suatu kampung yang penduduknya enggan untuk sekadar menjamu
mereka berdua.
Sebelum meninggalkan kampung tersebut, mereka menemukan rumah yang hampir rubuh. Dengan ringan tangan Nabi Khidir as memperbaiki tembok rumah tersebut tanpa meminta upah dari penduduk kampung.
Nabi Musa as terheran-heran melihat tindakannya. Nabi Khidir as beralasan bahwa rumah tersebut milik dua anak yatim yang di bawahnya terpendam harta peninggalan orang tua mereka yang shalih. Allah Swt berkehendak menjaga harta tersebut hingga kedua anak tersebut dewasa dan mengambil manfaat dari harta itu. Para ahli tafsir menyebutkan bahwa di antara pelajaran yang bisa dipetik dari kisah di atas adalah Allah Swt akan menjaga keturunan seseorang manakala ia shalih walaupun ia telah meninggal dunia sekalipun.
Subhanallah, begitulah dampak positif keshalihan orang tua. Sekalipun telah meninggal dunia masih tetap dirasakan oleh keturunannya. Bagaimana halnya ketika ia masih hidup? Tentu lebih besar dan lebih besar lagi dampak positifnya.
Berikut beberapa hal yang dapat dilakukan Sahabat Ummi untuk meningkatkan keshalihan Sahabat Ummi dan anak :
1. Rajinlah beribadah terutama shalat lima waktu secara tepat waktu dan ajaklah anak beribadah bersama. Jangan sampai kita hanya berteriak memerintahkan anak shalat, sedangkan kita asyik menonton televisi.
2. Ramaikanlah rumah dengan lantunan ayat-ayat suci Al-Qur’an yang keluar dari lisan Sahabat Ummi.
Berkatalah dengan jujur kepada anak. Ungkapkan dengan lembut dan penuh kasih serta pengertian bahwa kita akan pergi. Tak perlu merasa khawatir. Anak menangis karena ia belum memahami keadaan mengapa orang tuanya harus selalu pergi di pagi hari. Kita hanya perlu bersabar dan melakukan pengertian kepada mereka secara terus menerus. Perlahan anak akan memahami mengapa orang tuanya selalu pergi di pagi hari dan mengapa anak tidak bisa ikut.
Itulah tiga hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kesalihan kita, para orang tua.
Semoga bermanfaat!
sumber ummi-online.com
Sebelum meninggalkan kampung tersebut, mereka menemukan rumah yang hampir rubuh. Dengan ringan tangan Nabi Khidir as memperbaiki tembok rumah tersebut tanpa meminta upah dari penduduk kampung.
Nabi Musa as terheran-heran melihat tindakannya. Nabi Khidir as beralasan bahwa rumah tersebut milik dua anak yatim yang di bawahnya terpendam harta peninggalan orang tua mereka yang shalih. Allah Swt berkehendak menjaga harta tersebut hingga kedua anak tersebut dewasa dan mengambil manfaat dari harta itu. Para ahli tafsir menyebutkan bahwa di antara pelajaran yang bisa dipetik dari kisah di atas adalah Allah Swt akan menjaga keturunan seseorang manakala ia shalih walaupun ia telah meninggal dunia sekalipun.
Subhanallah, begitulah dampak positif keshalihan orang tua. Sekalipun telah meninggal dunia masih tetap dirasakan oleh keturunannya. Bagaimana halnya ketika ia masih hidup? Tentu lebih besar dan lebih besar lagi dampak positifnya.
Maka, mari Sahabat Ummi tingkatkan keshalihan kita agar keturunan
kita menjadi anak yang shalih dan shalihah. Mengapa orang tua? sebab
ketika si anak membuka matanya di muka bumi ini, yang pertama kali ia
lihat adalah ayah dan bundanya. Manakala ia melihat orang tuanya
shalih/shalihah, niscaya itulah yang akan terekam dengan kuat dibenaknya
dan insyaallah itu juga yang akan ia praktikkan dalam kesehariannya.
Berikut beberapa hal yang dapat dilakukan Sahabat Ummi untuk meningkatkan keshalihan Sahabat Ummi dan anak :
1. Rajinlah beribadah terutama shalat lima waktu secara tepat waktu dan ajaklah anak beribadah bersama. Jangan sampai kita hanya berteriak memerintahkan anak shalat, sedangkan kita asyik menonton televisi.
2. Ramaikanlah rumah dengan lantunan ayat-ayat suci Al-Qur’an yang keluar dari lisan Sahabat Ummi.
Berkatalah dengan jujur kepada anak. Ungkapkan dengan lembut dan penuh kasih serta pengertian bahwa kita akan pergi. Tak perlu merasa khawatir. Anak menangis karena ia belum memahami keadaan mengapa orang tuanya harus selalu pergi di pagi hari. Kita hanya perlu bersabar dan melakukan pengertian kepada mereka secara terus menerus. Perlahan anak akan memahami mengapa orang tuanya selalu pergi di pagi hari dan mengapa anak tidak bisa ikut.
Itulah tiga hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kesalihan kita, para orang tua.
Semoga bermanfaat!
sumber ummi-online.com
No comments:
Post a Comment